Teknologi fotogrametri saat ini telah berkembang pesat baik dari segi perangkat keras atau wahana maupun perangkat lunak. Saat ini untuk mencakup area yang tidak terlalu luas kita dapat menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang memiliki resolusi spasial hingga cm. tutorial kali ini kita akan membahas bagaimana cara menghasilkan orthomosaic yang sudah ter-georeferensi dan DSM menggunakan software free dari DroneMapper. Data yang kami gunakan berasal dari drone fixed wing Radius milik PT. Airborne Informatics /PT. YANMU Indonesia. Sensor yang digunakan adalah DSC-WCX220.
Hal pertama yang harus kita kerjakan adalah memastikan data yang telah diambil dapat kita gunakan untuk pengolahan. Proses tersebut meliputi sebelum penerbangan kita harus memastikan wahana dan sensor sudah memenuhi kriteria siap untuk pengambilan data. Untuk pemetaan kita harus memastikan sensor harus tepat pada nadir atau mengahadap lurus ke bawah. Focal length (jarak fokus) harus kita set fix selama pengambilan data. Selain itu kita harus memastikan sesor kita sudah tersetting dengan benar, contohnya ISO, shutter speed, EV, white balance dan sebagainya, untuk mendapatkan pencahayaan yang diharapkan dan data tidak blur. Berikutnya adalah pengaturan overlap dan sidelap dimana sebaiknya adalah 70 – 80 %.
Setelah pengambilan data selesai pastikan data tersebut sudah tergeotaged (memiliki latitude, longitude dan elevation), dan setiap foto juga sudah memiliki label yang unik dan berurutan sebagai contohnya jika ada foto dengan label yang sama dari penerbangan yang berbeda meskipun pada area yang sama, maka foto tersebut tidak dapat diolah. Selanjutnya adalah melakukan pengecekkan terhadap kualitas foto, apakah ada gambar yang blur, apakah ada data yang terambil bukan pada jalur terbang seperti ketika baru take off atau waktu melalukan test sensor di darat.
Software yang digunakan untuk pengolahan data foto udara tersebut adalah DroneMapper versi RAPID atau versi gratisnya. Versi gratis software ini hanya mampu mengolah maksimum 150 foto. RAPID dapat menghasilkan Digital Elevation Models dengan resolusi 8 kali dari GSD awal dan peta orthomosaic 4 kali dari GSD awal dalam format GeoTIFF , WGS84 Lat/Lon projection. Sedangkan untuk hardware kita dapat menggunakan intel i5-4460 pada 3.2 GHz dan RAM 8 Gb.
Pertama untuk memulai pengolahan menggunakan DroneMapper RAPID, install dan buka software tersebut, maka akan muncul tampilan seperti di bawah. Diamna kita dapat melihat terdapat dua jendela disana, pertama adalah jendela map dan jendela DroneMapper Processing.
Selanjutnya kita buka folder yang berisi data foto udara yang sudah tergeoreferenced sebelumnya. Pilih File ‣ Open JPGs
Kemudian kita arahkan ke folder tempat kita menyimpan data.
Maka susuan foto udara akan muncul pada pada jendela map lengkap dengan atributnya. Dan pada status bar di bawah kita dapat mengetahui sensor yang kita gunakan, zona, cpu, dan jumlah foto udara yang terambil.
Selanjutnya kita mulai tahap processing denga klik pada jendela DroneMapper Processing kemudian klik tombol play pada bagian bawah. Dimana pada tahap ini merupakan tahapan membaca data dan melakukan registrasi antar foto udara.
Selama proses akan muncul linkaran ungu yang menunjukkan proses telah selesai
Jika sudah selesai kita akan ditamlilkan preview hasil dari mosaic foto udara.
Dan pada jendela processing kita dapat melihat GSD awal, dimana dalam kasus ini adalah 5cm/piksel.
Untuk menghasilkan DEM klik tombol play pada proses tahap 2, dan tunggu proses sampai selesai. Beikut adalah hasilnya.
Buka pada Jendela DroneMapper Processing kita dapat melihat berapa GSD dari DEM yang dihasilkan,dalam kasus ini 38.8 cm/ piksel seperti diterangkan sebelumnya bahwa hasil dari DEM memiliki resolusi X8.
Untuk menghasilkan mosaicortho maka tekan tombol play pada tahapan ketiga. Berikut adalah hasilnya.
Buka pada Jendela DroneMapper Processing kita dapat melihat berapa GSD dari DEM yang dihasilkan,dalam kasus ini 19.4 cm/ piksel seperti diterangkan sebelumnya bahwa hasil dari DEM memiliki resolusi X4.
Hasil dari proses tersebut selain dalam format tif terdapat juga format .kml yang dapat di buka pada google earth untuk mengetahi lokasi tersebut sudah benar atau belum.
Kita juga dapat menamlilkan hasil kita pada QGIS seperti di bawah dan kita dapat melakukan analisis spasial atau digitasi pada data tersebut.
Selain data ortho tersebut kita juga mendapatkan data DEM yang masih dalam bentuk DSM belum sampai pada DTM. Seperti gambar di bawah.
Selanjutnya kita juga dapat membuat kontur dari data tersebut melalui QGIS. Klik pada menu Raster kemudian Extraction dan pilih Contour
Ketika sudah muncul kotak dialog Contour isi sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan.
Berikut hasil kontur melalui pengolahan QGIS.
*** SEMOGA BERMANFAAT ***